Rabu, 30 November 2016

Berbagai Pengalaman dan Curahan Hati


Pada saat saya masuk kuliah  teman-teman saya berbeda dengan teman-teman di lingkungan SMA saya ,di tempat kuliah saya (universitas pasundan) ada beragam orang, baik itu adat,suku,bahasa,agama,dll tetapi tidak menjadikan saya buat sesutau hal yang heran karena saya menyukai perbedaan,bagi saya perbedaan adalah sesuatu hal yang menyatukan suatu hubungan dan bisa belajar dari kehidupan positif mereka,sisi lain juga ketika mereka pulang kampung keasal mereka lahir mereka dapat membawakan saya oleh-oleh khas asli dari daerah mereka. Saya mempuyai temen satu kelas dari sumedang, ketika saya berbicara sunda bagi mereka sunda saya aneh karena logatnya saya dari jakarta dan sunda saya  kasar bagi mereka dari situ saya belajar bahwa tidak akan sembarang berbahasa saya ucapka.  ketika hal-hal tertentu karena saya tidak ingin menyakiti orang lain dan mereka menandai saya adalah orang yang kalo berbicara kasar jadil lebih baik saya berbicara bahasa indonesia saja.

Lalu saya juga mempunyai teman yang beda agama, perbedaan itu sunguh luar biasa kita bisa saling belajar dan mengingatkan satu sama lain sikap toleransi harus ada dalam diri saya karena itu adalah salah satu karakter anak bangsa yang baik, ketika saya lupa berdoa untuk memulai menjalani hari yang baru. Saat mereka solat dzuhur saya mengintopersi diri saya bahwa saya tadi pagi belom saat teduh lalu ketika mereka sedang solat saya berdoa dan membaca alkitab di handphone saya,lalu saya juga bisa belajar agama mereka apa saja yang dilarang,apasaja yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan nah dari kesimpulan saya mengenai perbedaan agama adalah semua agama mengajarkan hal yang positif tidak mengajarkan hal yang negatif lalu saling tolong-menolong dan mengenai agama kristen yang kalo kitalilihat dari pandangan orang luar negri mereka hidup dengan sangat terbuka lalu tato dimana-mana ,minum-minuman keras,mempermainkan wanita,sembarang nikah,hal itu dilarang juga didalam agama saya tetapi karena sistem kehidupan mereka itu terbuka jadi seperti  itulah kehidupn mereka,hal ini sebenarnya kembali lagi ke kepribadiannya masing-masing bagaimana hubungan mereka dengan Tuhan.

Saya memiliki saudara orang jawa tengah di majenang, pada sore hari yang sangat mendung akan turunnya hujan besar mami saya menelepon sanak-saudara disana lalu saya berbincang-bincang dengan eang saya (kakek) sebelumnya karena saya tidak bisa berbicara bahasa jawa jadi untuk mengerti bahasannya saya tidak paham, eang saya berkata : piekabare? Waras? Lalu saya bingung dan berkata kepada mami saya,”mami kok saya ditanya waras? Aku kan enggak gila “ lalu mami saya tertawa terbahak-bahak dan memberikan artinya kalo waras itu sehat? Ohhh... begitu yah mih aku tidak mengrti mih lalu saya harus jawab apa mih? Kata mami”waras eang” lalu saya kembali berbicara dengan eang saya dan berkata membalas pertanyaanya eang “waras eang” dan eang saya mengerti kal saya tidak bahasa jawa karena kecilnya saya di jakarta  lalu saya memberikan teleponnya ke mami saya karena saya tidak lagi mengerti bhasa jawa.

Pertama kali saya pindah ke bandung lalu saya berjalan dengan teman saya didekat rumahnya lalu ada beberapa ibu-ibu sedang duduk di dekat komplek nah lalu temen saya berkata “punten” lalu ibu-ibunya berkata”mangga” dan saya langung menoleh ke belakang dan lingkungan sekitar seperti orang yang sedang mencari sesuartu dan temen saya lalu memanggil saya dan berkata”mencari apa donna?” lalu saya bilang “mangga” dan temen saya terbahak-bahak dan mmeberitahu kalo kita orang sunda bilang permisi itu “punten”dan dijawab silahkan itu”mangga” oh seperti itu saya jadi tertawa tersipu malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

contoh press release polda

Kepolisian Daerah Metropolitan                                  Phone   : 021-5234001 Jakarta Raya                                    ...