Sabtu, 01 Desember 2018

Feature Menginspirasi


Sepenggal Kisah Penjual Harendong


Di tengah segala kekurangannya, Ibu Acah yang sehari
Harinya adalah penjual harendong keliling ini selalu terlihat bersemangat menjalani hidup. Suaminya Andi yang sudah tidak bias beraktivitas normal karena mengidapi penyakit komplikasi sejak 2012. Namun walaupun mengidam penyakit komplikasi, beliau masih dapat membantu aktivitas dirumah seperti member pakan rumput kepada kerbau peliharaannya. Ibu Acah saat ini berusia 51 tahun dan Pak Andi yang saat ini berusia 60 tahun. Mereka memiliki 7 orang anak, namun 4 diantaranya sudah meninggal. Saat ini ketiga anak Ibu Acah dan Pak Andi sudah berkeluarg asemua dan rumahnya pun berdekatan.
Ibu Acah dan Pak Andi tinggal disebuah gubuk kecil yang terbuat dari kayu kemudian di lapisi asbes yang berada di kampung Karangsari, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Tidak ada benda berharga di dalam rumah, hanya terdapat 1 buah kasur, lemari pakaian yang sudah rusak, dan tikar yang dibentangkan di lantai rumah. Kamar mandinya terletak di luar, dengan kondisi yang sangat kurang nyaman.
Sekitar jam 7 pagi, ibu acah berangkat untuk berjualan haren dong dari rumah kerumah. Tidak hanya berjualan disekitar lingkungan rumah saja, beliau juga menjual dagangannya kedaerah pasir peteuy dengan berjalan kaki sekitar 6 km setiap hari. Sudah hal biasa bagi beliau berjalan kaki dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, dan beliau juga tidak pernah takut akan hal apa pun selama berada diperjalanan. Pengahasilan Ibu acah berjualan tak menentu, terkadang dia mendapat Rp.50.000 perhari atau bias sampai Rp.100.000, itu pun tergantung berapa banyak dagangan yang beliaubawa.
Penghasilan dari berjualan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli obat untuk suaminya. Selain berjualan haren dong, Ibu Acah juga berjualan lepeut atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut lontong. Namun karena harga beras ketan semakin hari semakin naik, beliau memutuskan untuk tidak berjualan lepeut lagi dan focus berjualan harendong. Saat bulan Ramadhan tiba, beliau juga berjualan dapros atau semacam rengginang keliling kampung dengan penuh perjuangan. Selain berjualan, Ibu Acah pun mempunyai aktivitas lain yaitu seorang petani. Setelah beliau selesai menjalani semua aktivitasnya, beliau pun menyempatkan berkumpul dengan keluarganya.
Meskipun Pak Andi sudah mengidam penyakit komplikasi sejak lama, namun Ibu Acah tetap setia mengurusnya. Beliau selalu melayani suaminya dalam hal apapun. Misalnya, sebelum Ibu Acah pergi berjualan, beliau selalu menyiapkan semua kebutuhan Pak Andi mulai dari makan, obat-obatan, pakaian, dan yang lainnya.
Dahulunya Pak Andi juga bekerja sebagai petani dan seorang buruh. Namun karena kondisi fisik beliau sedang sakit, tidak memungkinkan untuk beliau melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Sehari-harinya IbuAcah dan Pak Andi hanya makan dengan seadanya. Apa bila mereka tidak mampu membeli lauk, mereka hanya makan dengan harendong atau dengan ikanasin. Namun mereka tidak pernah mengeluh dan tetap selalu bersyukur.

Penulis : Feby Septiana 162050174 (Ilkom Fisip Unpas)

contoh press release polda

Kepolisian Daerah Metropolitan                                  Phone   : 021-5234001 Jakarta Raya                                    ...